PENDAHULUAN
A.
Penegasan Judul
Sebelum
penulis menguraikan pembahasan lebih lanjut, terlebih dahulu akan dijelaskan
istilah dalam skripsi ini untuk menghindari kekeliruan bagi pembaca. Oleh
karena itu, untuk menghindari kesalahan tersebut disini diperlukan adanya
pembatasan terhadap arti kalimat dalam skripsi ini. Dengan harapan memperoleh
gambaran yang jelas dari makna yang dimaksud. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis
Pengaruh Hedonic Motives Terhadap Impulsive
Buying Dalam Perspektif Ekonomi
Islam”
1.
Analisis
adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan) untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya.[1]
2.
Pengaruh
menurut Kamus Besar Bahasa Indoesia adalah daya yang ada dan timbul dari
sesuatu (benda, orang) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan
seseorang.[2]
3.
Hedonic
Motives adalah motivasi konsumen untuk berbelanja karena dengan berbelanja
merupakan suatu kesenangan sendiri sehingga tidak memperhatikan manfaat dari
produk yang dibeli.[3]
4.
Impulsive
Buying adalah tindakan membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar
sebagai hasil dari suatu pertimbangan atau niat membeli yang terbentuk sebelum
memasuki toko.[4]
5.
Perspektif adalah suatu kumpulan atau asumsi maupun
keyakinan tentang sesuatu hal.[5]
6.
Ekonomi Islam adalah suatu cabang Ilmu pengetahuan
yang berupaya untuk memandang, menaganalisis dan akhirnya menyelesaikan
permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang islami.[6]
Menurut Chapra ekonomi Islam adalah sebagai suatu cabang pengetahuan yang
membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui suatu alokasi dan
distribusi sumber daya langka yang seirama dengan maqasid (tujuan-tujuan
syari’ah), tanpa mengekang kebebasan individu, menciptakan keseimbangan
makroekonomi dan ekologi yang berkepanjangan, atau melemahkan solidaritas
keluarga dan social serta jaringan moral masyarakat.[7]
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat
diperjelas kembali bahwa yang dimaksud dalam pembahasan skripsi ini adalah
suatu penelitian ilmiah atau telah yang berdasarkan pada firman Allah SWT,
Sunah Rasul serta ijtihad para ulama tentang kegiatan ekonomi. Dalam hal ini
terkait dengan hedonic motivesyang merupakan sebuah motivasi yang
berorienntasi pada kesenangan dalam berbelanja sehingga sering kali konsumen
mengalami impulsive buyingyaitu pembelian tanpa perencanaan. Hal ini yang terjadi pada mahasiswa Fakultas
Syariah IAIN Raden Intan Lampung yang merupakan bagian dari masyarakat yang
belum memiliki kemampuan financial secara mapan, akan tetapi dalam mengkonsumsi
barang seperti fashion tidak sedikit yang bukan berdasarkan fungsional dan
tanpa adanya perencanaaan karena yang menjadi ukuran adalah kepuasan, kebahagian
dan kesenangan.
B.
Alasan Memilih Judul
Adapun alasan
memilih judul “Analisis Pengaruh Hedonic Motives Terhadap Impulsive
BuyingDalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Mahasiswa Fakultas Syariah
IAIN Raden Intan Lampung)” yaitu sebagai berikut:
1.
Secara Objektif
a.
Hedonic
motives adalah prilaku masyarakat yang
lebih mengutamakan kesenangan sebagai ukuran pencapaian kebutuhan, bukan secara
fungsional. Yang terjadi dimasyarakat diera modern hampir semua kalangan
melakukanya. Didukung dengan tumbuhpesatnya pusat pembelanjaan atau mall, perkembangan
produk fashion seperti tas, sepatu, baju, jam tangan dan lainnya ikut
memanjakan para pengujung. Dan untuk mempertahankan eksistensinya setiap
perusahaan mempelajari prilaku konsumenya. Mahasiswa yang merupakan bagian dari
masyarakat tidak sedikit berperilaku konsumsi yang orientasinya hanya pencapaian
kesenangan dan hura-hura. Dorongan dari adanya suatu keinginan hedonis atau
sebab lainnya diluar alasan ekonomi, seperti rasa senang, fantastis, social dan
bahkan pengaruh emosional, mengakibatkan mahasiswa sering mengalami impulsive
buying atau pembelian tak terencana. Sehingga menurut penulis diperlukan
adanya penelitian pengaruh hedonic motive terhadap impulsive buying
dikalangan mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa yang harus mampu
mengendalikan dirinya dalam mengkonsumsi harta benda yang dapat melalaikan
nilai-nilai spiritual dan timbulnya sifat individualis antar sesama.
b.
Dalam
ekonomi Islam semua aspek ekonomi telah diatur berlandaskan alquran dan
alhadist, diantaranya berkaitan dengan perilaku konsumen. Bagaimana berperilaku
konsumsi secara beraturan sehingga menghindari adanya berlebih-lebihan dan
faktor-faktor yang dapat menyebabkan kebatilan. Karena tujuan utama dalam hidup
adalah mencapai suatu maslahah dan falah.
2.
Secara Subjektif
a.
Pokok
bahasan skripsi ini sesuai berdasarkan jurusan yaitu ekonomi Islam pada
Fakultas Syari’ah IAIN Raden Intan Lampung, yang merupakan suatu kajian
keilmuan yang berkaitan dengan perilaku konsumen.
b.
Penulis
optimis dapat menyelesaikan skripsi ini karena tersedianya sumber dari
litelatur yang tersedia diperpustakaan ataupun sumber lainya seperti jurnal,
artikel dan data yang diperlukan.
c.
Penulis
merupakan bagian dari mahasiswa fakultas syariah IAIN Raden Intan yang akan
mejadi lokasi penelitian.
C.
Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara berkembang yang padat akan penduduk
sehinggga sangat potensial untuk dijadikan lahan pemasaran bagi suatu
perusahaan. Di iringi dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih
sehingga pemasaran dapat direalisasikan melalui berbagai media pemasaran.
Seperti e-bisnis atau e-commerce yang terus berkembang untuk mempermudah akses
bagi konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Adapun tujuan utama dari pemasaran
adalah mempengaruhi pemikiran pelanggan dan perilakunya terhadap organisasi dan
penawaran pasarnya.[8]
Para pelaku pasar akan memperhatikan perilaku konsumeya dari masa
kemasa. Karena prilaku konsumen merupakan suatu proses yang dinamis yang dapat
terjadi pada konsumen individual, kelompok dan anggota yang secara terus
menerus mengalami perubahan. Merujuk pada pendapat Hawkins dan Motherbouh bahwa
prilaku konsumen merupakan study tentang bagaimana individu, kelompok dan
organisasi serta proses yang dilakukan untuk memilih mengamankan, menggunakan
dan menghentikan produk, jasa atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan
dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat.[9]
Bagi seorang manajer pemasaran yang professional tidak hanya
memperperhatikan upaya terhadap produk agar cepat terjual, akan tetapi memahami
perilaku konsumennya merupakan suatu hal yang penting khususnya faktor-faktor
yang mampu memengaruhi pengambilan keputusan dan perilakunya. Adapun faktor
internal bagi konsumen adalah adanya persepsi, motivasi, pembelajaran, sikap,
kepribadian dan gaya hidup. Faktor social sepeti budaya, kelas social dan
keangggotaan kelompok. Dan faktor situsional seperti lingkungan fisik dan waktu
meskipun sifatnya sulit dikendalikan oleh pemasar.[10]
Salah satu dari faktor internal yang sangat mempengaruhi perilaku
konsumen dalam pengambilan keputusan adalah adanya motivasi. Proses motivasi
terjadi karena adanya kebutuhan, keinginan atau pun harapan yang belum terpenuhi
sehingga mendorong individu untuk melakukan suatu prilaku tertentu guna
memenuhi apa yang diinginkan. Motivasi konsumen untuk memenuhi kebutuhanya dalam
berbelanja dibagi menjadi dua yaitu Utilitarian dan Hedonic.[11]
UtilitarianMotives
konsumen belanja secara rasional dan objektif, sehingga konsumen berbelanja
hanya untuk mendapatkan manfaat dari produk yang dibeli. Berbeda dengan Hedonic
Motives, yaitu konsumen belanja hanya untuk mendapatkan kesenangan dan merasa
bahwa belanja itu sangat menarik. Sehingga hedonic motives didasarkan
pada pemikiran yang subyektif atau respon yang mencakup emosional, kesenangan
panca indra, mimpi dan pertimbangan estetis. Pada study eksploratoris
kualitatif dam kuantitatif yang dilakukan oleh Arnold dan Reynolds telah
mengindentifikasi enam faktor motivasi belanja hedonic. Keenam hal tersebut
adalah adventure, gratification, role, value, social dan idea
shopping.[12]
Dari jenis motives diatas tidak sedikit terjadi dilapisan
masyarakat yang termotivasi oleh keduanya. Di era modern masyarakat lebih
cenderung dalam pengembilan keputusan berbelanja dipengaruhi oleh hedonic
motive. Hal ini disebabkan karena manfaat utilitarian hanya sebatas
fungsional secara objektif, sedangkan hedonic manfaatnya mencakup respon
emosional secara subyektif. Adapun faktor yang memotivasi belanja hedonis
diantaranya belanjanya merupakan sebuah pengalaman yang menyenangkan, adanya
trend model baru, penghilang stress dan sebuah permainan tawar menawar.[13]
Parakonsumen untuk memenuhi kebutuhannya yang semakin bervariasi
memberikan peluang kepada para pengusaha bisnis ritel terutama dibidang fashion.
Banyaknya toko yang menjual jenis produk fashion seperti tas, baju,
sepatu, jam tangan dan lainnya yang dapat dikonsumsi bagi laki-laki ataupun
wanita, baik tawaran produk secara langsung ataupun online menyebabkan
keputusan pembelianbelanja konsumen akan muncul baik adanyaperencanaan ataupun
tanpa perencanaan sebelumnya (impulsive buying). Berdasarkan survey oleh
Nielsen (2007), 85 % pembelanja ritel moderen di Indonesia cenderung untuk
berbelanja sesuatu yang tidak direncanakan.[14]
Kebutuhan konsumen berpengaruh pada gaya hidup. Banyaknya mode fashion
baru bermunculan membuat konsumen ingin selalu mengikuti perkembanganya.
Rasa ketergantunagan terhadap dunia fashion yang selalu berubah-ubah,
membuat sebagian masyarakat menjadi hedon dan termotivasi untuk selalu
memperbaharui gaya hidup. Semakin tinggi konsumen dengan motivasi hedonis dan
berbelanja menjadisebuah gaya hidup, maka besar kemungkinan terjadinya
pembelian secara impulsive.[15]
Selain dipengaruhi oleh suatu kepribadian dan perilaku konsumen.
Masyarakat juga dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya. Akses belanja untuk
memenuhi keinginan dan kesenangan mudah didapat baik direncanakan maupun tidak,
mengikuti trend modern secara terus menerus sehingga memicu kecepatan produksi
dan konsumsi. Bagi sebagian yang berpenghasilan cukup atau lebih mengubah perilaku
konsumen tidak begitu berdampak pada kualitas kehidupannya. Berbeda dengan
keluarga yang berpenghasilan cukup bahkan rendah perubahan perilaku dapat
berdampak pada pemaksaan kehendak tanpa memperhatikan manfaat.[16]
Seiring perubahan gaya hidup masyarakat yang disebabkan oleh
lingkungan sekitar serta perilaku yang hedonic maka terjadi perubahan pada
budaya konsumen. Dimana kebudayaan konsumen dewasa ini tidak hanya bersifat
fungsional, kini lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan dasar. Konsumsi diera sekarang
masuk kedalam level yang tidak berdasarkan pada nilai guna melainkan untuk
sebuah simbol yang akan memberikan citra dan image. Dengan adanya hal ini
masyarakat akan mengkonsumsi suatu barang yang akan membuat dirinya menjadi
lebih dihargai oleh orang lain. Maka masyrakat akan bermentalitas hidup boros
didorong oleh apa yang disebut arus budaya konsumerisme.[17]Konsumerisme
tidak terjadi tanpa media. Melalui iklan baik lewat majalah ataupun televisi
menyuguhkan beragam produk baru. Budaya ini pun melekat erat dikalangan remaja
dijaman sekarang ini. Majalah-majalah remaja sekarang seperti etalase toko,
yang isinya banyak memamerkan produk-produk dijual.
Mahasiswa merupakan bagian dari
masyarakat yang termasuk dalam kategori generasi penerus bangsa Indonesia dimasa
depan. Akan tetapi adanya fenomena perilaku hedonism yang semakin marak
memberikan pengaruh kepada mahasiswa. Fakta adanya fenomena dan gaya hidup
hedonis adalah mereka berlomba dan bermimpi utuk hidup mewah. Mahasiswa dijaman
sekarang lebih cenderung mendewakan kesenangan dan kenikmatan dalam mejalani
hidup. Kepedulian terhadap lingkungan mulai bekurang, semakin jarang terdengar
percakapan akademis di lingkungan mahasiswa. Percakapan lebih didominasi oleh
kabar fashion terbaru, sinetron dan lainnya.
Mahasiswa di ligkungan fakultas syariah IAIN Raden Intan Lampung
mulai terpengaruh dengan perilaku hedonisme mengingat lokasi kampus
tidak begitu jauh dari wilayah perkotaan dan pusat perbelajaan sehigga akses
mudah untuk didapat. Berdasarkan hasil pegamatan sementara penulis tidak
sedikit mahasiswa yang berperilaku hedonis dan kosumtif hanya untuk memenuhi
kesenangan semata yang akhirnya timbul keputusan impulsive dalam
berbelanja. Pembelian impulsive baik laki-laki maupun wanita yang sering
terjadi adalah pada produk fashion, seperti pakaian, tas, jam tangan
danlainnya. Adapun dorongan suatu kelompok yang mengisi waktu luang dengan
pergi ketempat belanja. Kecenderungan mahasiswa yang bersifat konsumtif akan
menimbulkan dampak bagi mahasiswa itu sendiri ataupun lingkungan sekitarnya.
Melihat fenomena tersebut jika dibiarkan akan menimbulkan suatu budaya
konsumerisme yang mencengkram seluruh kehidupan umat.[18]
Islam yang merupakan agama yang sempurna memberikan arahan dan
petunjuk kepada hambanya dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Begitupun dalam
hal ekonomi, Islam mengatur secara kaffah agar hambanya berprilaku sesuai
syariah. Berkaitan dengan prilaku konsumen diatas tentunya Islam mengajarkan
bagaimana cara berkonsumsi yang baik. Bukan hanya untuk sekedar keinginan akan
tetapi dilihat dari kebutuhan dan manfaat dari apa yang akan dikonsumsi. Tujuan
utamanya adalah pencapaian maslahah sehingga dapat dikatakan maslahah
apabila terdapat pencapaian kepuasan sendiri dan dirasakan oleh masarakat.[19]
Allah SWT
berfirman dalam surat Al’araf ayat 31[20]:
* ûÓÍ_t6»t tPy#uä (#räè{ ö/ä3tGt^Î yZÏã Èe@ä. 7Éfó¡tB (#qè=à2ur (#qç/uõ°$#ur wur (#þqèùÎô£è@ 4 ¼çm¯RÎ) w =Ïtä tûüÏùÎô£ßJø9$# ÇÌÊÈ
disetiap memasuki mesjid. Makanlah dan minumlah dan jangan
berlebih-lebihan. Sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebihan.
Ayat diatas menjelaskan bahwa jangan melampaui batas yang
dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula meampaui batas makanan-makanan yang
dihalalkan.[21]
Sehingga konsumsi islami harus berorientasi pada maslahah yakni bermanfaat baik
secara materil, fisik, intelektual, lingkungan dan tentunya jangka panjang.
Disamping itupun jenis barang ataupun jasa yang dikonumsi harus halal, baik dan
diridhoi allah SWT.
Gaya hidup yang berorientasi pada suatu kemewahan hanya sekedar
untuk memuaskan kesenangan diluar kebutuhan merupakan aktivitas pemborosan yang
dilarang dalam Islam, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Qs al-Isra : 26 [22]yaitu:
26.
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang
miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros.
Ayat diatas telah jelas
bahwa aktivitas pemborosan merupakan aktivitas yang dilarang baik yang
menghabiska harta pribadi ataupu milik bersama, yag sifatya megekploitasi
secara berlebih-lebihan dan tidak memperhatika lingkugan dari luar.[23]
Berdasarkan latar belakang diatas penulis memilki ketertarikan
untuk menganalisis lebih lanjut terkait prilaku hedonic motivesdan
pengarunya terhadap impulsive buying di kalangan mahasiswa fakultas
syariah IAIN Raden Intan Lampung dengan mengangkat judul penelitian :Analisis
Pengaruh Hedonic Motive Terhadap Impulsive Buying Dalam Perspektif Ekonomi
Islam(studi pada Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung).
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka secara khusus pembahasan
penelitian yang menjadi pokok permasalahan sebagai berikut:
1.
Bagaimana
pengaruhhedonic motives terhadap Impulsive Buying yang terjadi pada
mahasiswa?
2.
Bagaimana
pandangan ekonomi Islam terhadap Perilaku hedonic motive dan keputusan impulsive
buying pada mahasiswa?
E.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan dalam penelitian ini adalah:
a.
Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh hedonic motive pada keputusan impulsive
buying terhadap produk fashion pada Mahasiswa fakultas syariah.
b.
Untuk
mendeskripsikan bagaimana pandangan ekonomi Islam terhadap perilaku hedonic
motives dan impulsive buying pada mahasiswa.
2.
Manfaat Penelitian
a.
Secara
teoritis hasil penelitian ini memberikan wawasan mengenai perilakuhedonic
motives dan impulsive buying dalam presfektif ekonomi Islam. danmemberikan sumbangan pemikiran dan pengetahun dalam
khasanah ekonomi Islam khususnya dan menambah litelatur mengenai hal tersebut
bagi lingkungan Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung, khususnya jurusan
Ekonomi Islam.
b.
Secara
Praktis dapat bermanfaat bagi Masyarakat umum, bagi para pelaku pasar dan
Manajer pemasaran terkait dengan pemahaman terhadap perilaku konsumen. Serta pandangan
ekonomi Islam terhadap perilaku hedonic motives dan pengaruhnya terhadap
impulsive buying. Sehingga masyarakat umum khususnya manajer pemasaran
dapat dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan dalam menyusun stratrgi
pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dan para konsumen dapat berperilaku
konsumsi secara baik dan tidak berlebih-lebihan.
F.
Metode Penelitian
1.
Pendekatan penelitian
Penelitian skripsi ini penulis menggunakan metode pendekatan secara
kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.[24]
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field
research), yaitu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara
intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu
unit sosial baik individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.[25]
Penelitian ini menggali data yang bersumber dari lokasi Fakultas Syariah IAIN
Raden Intan Lampung. Menurut tujuannya bidangnya bahwa penelitian ini termasuk
kedalam Penelitian ekonomi, mengenai perilaku konsumen.
Dilihat dari sifatnya penelitian ini bersifat deskriptif analisis
yaitu penelitian untuk menggambarkan dengan lebih teliti ciri-ciri usaha untuk
menentukan frekuensi terjadinya sesuatu atau hubungan sesuatu yang lain.[26]
Selain itu, peneliti juga menggunakan penelitian kepustakaan (library
reseach). Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilaksanakan dengan
menggunakan literatur (kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun laporan
hasil penelitian terdahulu mengenai perilaku hedonic motiv, impulsive buying
.[27]
2.
Sumber Data
Untuk mengumpulkan data dan imformasi yang diperoleh dalam
penelitian ini, penulis menggunakan data sebagai berikut:
a.
Data
primer, adalah data yang diperoleh langsung dari personel dan dapat pula dari
lapangan.[28]
Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari lokasi penelitian
yaitu fakultas syariah IAIN Raden Intan Lampung melalui kuisioner yang
diberikan secara langsung kepada responden yaitu Mahasiswa Fakultas Syariah.
b.
Data
sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan antara lain mencakup
dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan dan sebagainya.[29]
Data sekunder berasal dari sumber internal maupun eksternal. Dalam hal ini,
data sekunder yang bersifat internal didapat melalui data-data Fakultas Syariah
IAIN Raden Intan Lampung dan yang bersifat eksternal didapat melalui
sumber-sumber di luar organisasi yang dipublikasikan intansi PT-IAN dan juga
jurnal, artikel, majalah dan internet. Dalam hal ini yang berkaitan dengan
variabel-variabel penelitiam.
3.
Tekhnik Pengumpulan Data
1.
Metode Kuesioner
Kuesioner merupakan metode
pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan kepada responden
untuk dijawab. Kuesioner dapat berupa pertanyaan tertutup ataupun terbuka.[30]
Teknik ini dilaksanaan dengan menggunakan daftar pertanyaan bentuk tertutup
untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data. Survey dilakukan dengan
membagikan kuesioner kepada responden yaitu mahasiswa dengan serangkaian
pertanyaan terkait dengan perilaku hedonic motives dan impulsive
buying. Pengisian kuesioner dikukan secara self administered questionare
yaitu responden diminta menjawab sendiri kuesioner yang telah dibuat
peneliti.[31]
Adapun skala yang digunakan adalah
skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi
seseorang ataupun sekelompok orang tentang fenomena social. Dalam penelitian
ini fenomena social yang ditatpkan oleh peneliti secara spesifik yang disebut
dengan vaiabel penelitian. Dengan skal ini maka variabel akan diukur dan
dijabarkan menjadi indikator variabel. Dan indikator dari variabel akan manjadi
titik tolak instrument item-item yang berupa pertanyaan ataupun pernyataan.
Pada skala likert dilakukan dengan
menghitung respon kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap objek tertentu.
Artinya pertanyaan yang disusun peneliti memiliki kategori positif atau
negatif.[32]
Jawaban dari setiap item yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari
sangat positif hingga sangat negtaif. Sementara untuk keperluan analisis
kuantitatif diberikan skor sebagai berikut:
a.
Sangat
setuju (SS) diberi skor
5
b.
Setuju
(S) diberi skor 4
c.
Ragu-ragu
(R) diberi skor 3
d.
Tidak
Setuju (TS) diberi skor 2
e.
Sangat
Tidak Setuju (STS) diberi skor 1
2.
Dokumentasi
Dokumentasi
adalah tekhnik pengumpulan data yang tidak langsung pada subyek penelitian,
namun melalui dokumen yang digunakan berupa buku harian, koran, dan refrensi
lainnya.
4.
Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.[33]
Dalam hal ini populasi yang menjadi objek penelitian adalah mahasiswa Fakultas
Syaria’ah IAIN Raden Intan Lampung angkatan 2011-2013 semua Jurusan yangmemiliki
kesenangan dalam berbelanja dan pernah melakukan pembelian tanpa perencanaan
khususnya pada produk fashion seperti pakaian, tas, sepatu jam tangan
dan lainnya. Jumlah populasi berdasarkan data base Fakultas Syariah tahun
ajaran 2013/2014 adalah 1472 mahasiswa.
2.
Sampel
Dalam menetapkan
besarnya sampel ( sample size ) dalam
penelitian ini didasarkan pada perhitungan yang dikemukakan oleh Slovin dan
Husein Umar sebagai berikut.[34]
n =
Dimana :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi yaitu mahasiswa
fakultas syariah angkatan 2011-2013
e = persen
kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih
ditolerir atau diinginkan, sebanyak 10%.
Berdasarkan
rumus tersebut, maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini dengan
data yang diperoleh dari data base
tahun ajaran 2013/2014 adalah :
n =
= 93.63
denegan demikian, jumlah sampel untuk 95 mahasiswa. Teknik yang digunakan
adalah teknik simple random sampling atau sampel acak sederhana yaitu
sampel diambil secara acak dari semua populasi, dimana semua anggota populasi
mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel.[35]
5.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Setelah keseluruhan data terkumpul, maka langkah selanjutya penulis
menganalisa data tersebut sehingga dapat ditarik kesimpulan. Dalam menganalisa
ini penulis menggunakan metode berfikir deduktif yakni berangkat dari
fakta-fakta yang umum, peristiwa-peristiwa yang kongkrit, kemudian dari
fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa yang umum kongkrit ditarik
generalisasi-generalisai yang mempunyai sifat khusus.[36]
Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan
deskritif kuantitatif dengan penelitian studi kasus yang dipergunakan untuk
mengumpulkan, mengolah, dan kemudian menyajikandata observasi agar pihak lain
dapat dengan mudah mendapat gambaran mengenai objek dari penelitian tersebut.
Deskritif kuantitatif dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu
menganalisis pengaruh antar variabel.
Alat uji analisis data menggunakan liniaritas
regresi sederhana, alat uji ini bertujuan
untuk mengetahui dua variabel antara variabel independent X dengan variabel
dependent Y yang akan dikenai prosedur analisis statistik regresi apakah
menunjukkan hubungan yang linear atau tidak.[37]
Untuk keabsahan data maka sebelumnya data yang diperoleh dari lapangan akan
diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas kuisioner dan uji
reabilitas kuisioner.
1.
Uji Validitas Kuisioner
Merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya
terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti.[38]
Validitas suatu instrument akan menggambarkan tingkat kemampuan alat ukur yang
digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran.
Apabila instrumen pengumpul data yang digunakan mampu untuk mengukur apa yang
akan diukur, maka data yang dihasilkan dapat dinyatakan valid. Dalam melakukan
uji validitas ini, peneliti akan menggunakan metode komputerisasi SPSS 20 dengan teknik
pengujian bivariate pearson (produk
momen pearson).[39]
Setelah data-data dan informasi sudah terkumpul
oleh penulis, maka penulis mengelola dan menata data yang didapat secara
sistematis sesuai dengan permasalahan yang ada dan menganalisis data tersebut
dan menggunakan analisis data dengan metode kuantitatif. Metode kuantitatif
adalah data yang berbentuk angka.[40] Adapun rumus untuk menghitung validitas
adalah:[41]
Keterangan:
R
: koefisien validitas item
yang dicari
X
: skor responden untuk
setiap item
∑X :
jumlah skor dalam distribusi X
∑Y :
jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2 :
jumlah kuadrat masing-masing skor X
∑Y2 :
jumlah kuadrat masing-masing skor Y
N :
jumlah responden
Dalam menentukan layak atau tidaknya suatu item yang akan
digunakan, biasanya dilakukan uji signifikasi koefisien pada taraf signifikasi
0,05. Artinya suatu item dianggap valid jika berkolerasi signifikan terhadap
skor total atau instrument dinyatakan valid bila r hitung>rtabel.
2.
Uji Reliabilitas Kuisioner
Reabilitas adalah instrument
untuk mengukur ketepatan, keterandalan, cinsistency,
stability atau dependability terhadap
alat ukur yang digunakan.[42]
Suatu alat ukur dikatakan reliabilitas atau dapat dipercaya,
apabila alat ukur yang digunakan stabil, dapat diandalkan, dan dapat digunakan
dalam peramalan. Artinya data yang dikatakan realibilitas adalah alat ukur yang
digunakan bias memberikan hasil yang sama walaupun digunakan berkali-kali oleh
peneliti yang berbeda.
Dalam penelitian ini pengujian
reliabilitas akan menggunakan program SPSS20. Untuk pengujian ini peneliti
juga menggunakan batasan nilai sebesar 0,7. Jika nilai pada hasil reliabilitas
kurang dari 0,7 maka hasil tersebut dikatakan tidak baik.
3.
Alat Uji Hipotesis
a.
Teknik Analisis Regresi Linier Sederhana
Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian
ini adalah regresi linier sederhana. Analisis regresi sederhana digunakan untuk
memprediksi atau menguji pengaruh satu variabel bebas atau variabel independent
terhadap variabel terikat atau variabel dependent. Bila skor variabel bebas
diketahui maka skor variabel terikatnya dapat diprediksi besarnya. Analisis
regresi juga dapat dilakukan untuk mengetahui linearitas variabel terikat
dengan variabel bebasnya. Model dari regresi sederhana yang ditujukan untuk
melakukan prediksi nilai variabel dependen (Y) dengan menggunakan lebih dari
saru variabel independen (X). Persamaan dalam regresi berganda adalah sebagai
berikut:
Y = a+bX
Keterangan:
Y = Impulsive Buying
X = Hedonic Motives
a = nilai konstanta
b = koefisiensi regresi
Dari data yang sudah dikumpulkan dan tersusun secara
sistematis, kemudian akan dianalisis dalam menggunakan pendekatan kualitatif,
yaitu menguraikan data dalam
kalimat-kalimat yang jelas, terperinci sehingga analisis akan mudah dilakukan
dalam penarikan suatu kesimpulan.
2.
Uji Koefisien Regresi Sederhana (Uji T)
Pengujian
secara parsial menggunakan uji t (pengujian signifikansi antara parsial).
langkah-langkah yang di tempuh dalam pengujian adalah: Menyusun hipotesis nol
(H0) dan hipotesis alternative (H1). Menetapkan kriteria pengujian yaitu:
H0 diterima jika angka signifikansi lebih besar dari α = 5%
H0 ditolak jika angka signifikansi lebih kecil dari α = 5%
G.
Definisi Operasional Variabel
Operasional
variable adalah penjelasan mengenai cara-cara tertentu yang digunakan oleh
peneliti untuk mengukur (mengoprasionalkan) construct menjadi variable
penelitian yang apat dituju. Sehingga memungkinkan peneliti yang lain untuk
melakukan reflikasi (pengulangan) pengukuran dengan cara yang sama, atau
mencoba mengembangankan cara pengukuran construct yang lebih baik.[43]
1.
Hedonic
Motives (variabel independen) (X). Menurut
Utami hedonic motives adalah motivasi konsumen untuk berbelanja karena
dengan berbelanja merupakan suatu kesenangan sendiri sehingga tidak
memperhatikan manfaat dari produk yang dibeli.[44]Heonic
motives menurut Arnold dan Reynolds dalam Utami terdapat beberapa dimensi
yang dapat ditelitili yaitu:
a. Advanture shopping (petualangan)
adalah dimensi yang berhubungan dengan perasaan adanya tantangan dan suatu
sensasi yang menggembirakan saat memasuki lingkungan yang menurutnya
menyenangkan. Dengan indikator : petualangan, sensasi dan semangat.
b. Social Shopping adalah ketika berbelanja, seseorang menginginkan
adanya keadaan sosialisasi, dengan indikator : teman-teman, keluarga,
berjam-jam ngobrol, kebersamaan.
c. Gratification Shopping adalah
perasaan bahwa berbelanja dapat menghilangkan rasa stress. Dengan indikator :
mood down, meningkatkan mood, memanjakan diri.
d. Idea Shopping adalah perasaan bahwa berbelanja memberikan
pengetahuan baru, perkembangan tren baru dan model baru. Dengan indikator :
tren, mengikuti tren, apa yang trend dan hal baru.
e. Role Shopping adalah
perasaan nikmat yang dirasa ketika berbelanja untuk orang lain. Dengan
indikator: membiayai, orang-orang terdekat.
f.
Value
Shopping adalah perasaan senang ketika seseorang
berbelanja untuk menemukan suatu barang yang baik dan bernilai bagi dirinya.
Barang yang baik ter-sebut dapat didefinisikan ketika barang tersebut didapat
dengan harga murah dan hal lainnya. Dengan indikator: Potongan harga, senang
potongan, mencari potongan harga, dan memanfaatkan.
2.
Impulsive Buying (variabel
dependen) (Y). Menurut Utami pembelian impulsif adalah pembelian yang terjadi
ketika konsumen melihat produk atau merk tertentu, kemudian konsumen
menjadi tertarik untuk mendapatkannya, biasanya karena adanya ransangan yang
menarik dari toko tersebut. Dimensi dari impulsive buying menurut Coley dan Burgest dalam Lizamary dan
Edwinadalah sebagai berikut:[45]
a.
Cognitive
adalah elemen yang fokus pada konflik yang
terjadi dalam kegiatan mental
b.
Affective
adalah
elemen yang fokus pada kondisi emosional individu.
Table
1.1
Variabel,
dimensi sampai butiran pernyataan
No
|
Variabel
|
Dimensi
|
Indikator
|
Skala pengkuran
|
Pernyataan pada kuisioner
|
1
|
Hedonic Motives(X)
|
Advanture
shopping
|
1. petualangan,
2. sensasi
3. semangat.
|
Ordinal
|
1. Belanja merupakan sebuah petualangan
2. Belanja menemukan sensasi yang berbeda
3. Belanjadapat membangkitkan semangat
|
Social shopping
|
4. Teman-teman Dan Keluarga
5. Berjam-jam ngobrol
6. kebersamaan
|
Ordinal
|
4. Senang berbelanja bersama teman-teman dan
keluarga
5. Senang berjam-jam ngobrol bersama teman dan
keluarga ditempat belanja
6. Berbelanja meningkatkan suatu kebersamaan
|
||
Gratification shopping
|
7. Mood down
8. Meningkatkan mood
9. Memanjakan diri
|
Ordinal
|
7. Belaja dapat megubah suasana hati Ketika mood
down
8. Ketika pergi belanja akan meningkatkan mood
atau menghilangkan stres
9. Pergi berbelanja untuk memanjakan diri
|
||
Idea shopping
|
10. Trend
11. Mengikuti tren
12. Hal baru
|
Ordinal
|
10. Belanja untuk mengikuti trend
11. Senang jika belanja mengikuti trend
12. Belanja untuk membeli suatu produk baru
|
||
role shopping
|
13. Membiayai
14. Orang terdekat
|
Ordinal
|
13. Senang jika membiayai belanja untuk orang
lain
14. Senang Berbelanja untuk keluarga dan
teman-teman
|
||
Value shopping
|
15. Potongan harga
16. Senang potongan
17. Mencari potongan harga
18. Memanfaatkan
|
Ordinal
|
15. Pergi belanja karena ada potongan harga
16. Senang jika belanja ada potongan harga
17. Mencari potongan harga saat belanja
18. Pergi belanja untuk memanfaatkan potongan
harga
|
||
2
|
Impulsive buying (Y)
|
Cognitive
|
19. Tanpa berfikir
20. Spontan
21. Belanja produk
|
Ordinal
|
19. Sering membeli suatu hal tanpa berfikir
20. Melakukan pembelian secara sepontan
21. Cenderung membawa uang atau sebagian
digunakan belanja produk
|
Afektif
|
22. emosi positif atau senang
23. mudah tertarik untuk membeli
24.Suasana hati
|
Ordinal
|
22. Perasaan senang ketika hendak membeli sesuatu
23. Mudah tertarik untuk membeli barang ditoko
24. Menyukai membeli barang diluar kebutuhan
sesuai dengan suasana hati
|
H.
Kerangka
Pemikiran
Hedonic
motives
Variabel
X
Dimensi
Arnold dan Reynolds:
1)
Advanture
2)
Gratification
3)
Social
4)
Idea
5)
role
6)
value
|
Impulsive buying
Variabel Y
Dimensi
Coley dan Burgest:
1. Kognitif
2. Afektif
|
Perilaku
Konsumen
|
Analisis
pengaruh regresi linier sederhana
|
Analisis Dalam Persfektif
Ekonomi Islam
|
I.
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan.[46]
Maka hipotesisnya sebagai berikut:
1.
Ho:
ada pengaruh hedonic motives terhadap impulsive buying pada
mahasiswa
2.
Ha:
tidak ada pengaruh hedonic motives terhadap impulsive buying pada
mahasiswa.
[1]Hamzah Ahmad
dan Nanda Santoso. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Surabaya: Fajar Mulya.
1996. Hlm 21
[2] Departemet
Pedidika Nasioal, kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. 2011.
Hlm 1045
[3]Chiristina
Whidya Utami. Manajemen Ritel strategi dan implementasi operasional bisnis
ritel Moderen di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. 2012. Hlm 47
[4]Sinaga,
I.,Suharyono dan Srikandi, K. (2012). Stimulus store Environtmendalam mencipatakanemotion responden
pengaruhnya terhadap impulse buying. Administrasi Bisnis 1(2)
[5] Yusuf
Qhardawi. Fikuh Zakah Muassasat Ar-risalah Beirut Libanan. Cet II
1408H/1998 terjemahan Didin Hafifudin. Hlm 1
[6] P3EI. Ekonomi
Islam.jakarta: Rajawali Pers. 2011.hlm 17
[7] Imamudin
Yuliadi, Ekonomi Islam, Sebuah Pengantar, Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam (LPPI), Yogyakarta,2001. Hlm 7
[8]Philip kolter
dan gery Armstrong. prinsip-prinsip pemasaran. Jakarta: Eirlangga. 2006.
Hlm 156
[9]Tatik Suryani. Prilaku
Konsumen di Era Internet, Implikasinya pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta:
Graha Ilmu. 2013. Hlm 6
[10]Ibid
hlm 12
[11]Ibid
hlm 22
[12]Chiristina
Whidya Utami. Loc. Cit hlm 49
[13]Ibid.
[14] Fita Eka
Prastia, pengaruh shopping lifestyle, fashion involvement dan hedonic
shopping value terhadap impulse buying behavior pelanggan (toko Elizabeth
Surabaya. Hlm 1
[15] Dayang, dkk. Pengaruh
hedonic shopping motives terhadapshopping
lifestyle dan impulsive buying. Jurnal administrasi bisnis
Vol.14 No. 2 september 2014
[16] Alfitri. Budaya
Konsumerisme Masyarakat Perkotaan. Majalah Empirika Vol.IX No: 01 2007
[17] Etta Mamang
Sangadji dan Sopiah. Prilaku Konsumsi Pendekatan Praktis. Yogyakarta:
ANDI. Hlm 267
[18] Jean
baudrilard, masyarakat konsumsi, ter. Wahyunto, kreasi wacana,
Yogyakarta 2004, hlm XXXV
[19] P3EI. Ekonomi
Islam. Hlm 133
[20] Departemen
Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya,
Bandung: Gema Risalah Pers, 1993, Qs Al-araf,
(7): 31, hlm. 225
[21] Mardani. Ayat-ayat
dan hadis ekonomi syariah. Jakarta: Rajawali Pers. 2011. Hlm 92
[22] Departemen
Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya,
, Bandung: Gema Risalah Pers, 1993, Qs Al-isra
(17): 26, hlm. 428
[23] Hendi Suhendi.
Fiqih Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafido. 2005. Hlm 15
[24] Sugiono. Metode
penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&G. Bandung: Alfabeta. 2013.
Hlm 8
[25] Sumadi
Suryabrata, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998,
hlm. 22
[26] Irawan
Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Remaja Rosdakarya, Bandung,
1995, hlm. 33
[27] Iqbal Hasan, Analisis
Data Penelitian Dengan Statistik, Bumi Aksara Jakarta, 2008, hlm. 5
[28] Kartini
Kartno. Pengantar Metode Riset Sosial. Bandung: Alumni. 1986. Hlm 27
[29] Amirudin dan
Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2003, hlm.
30
[30] Sugiono. Op.Cit.
hlm 142
[31] Neuman, W.
Lawrence. Social Reasearch Methode, Qualitative and Quantitative Approaches.
Boston: pearson education. 2003. Hlm 60
[32] Kasmadi dan
Nia Siti Sunariah. Panduan Moderen Penelitian Kuantitatif. Bandung:
alfabeth. Hlm 74
[33] Sugiono. Op.Cit.
hlm 117
[34]Husein Umar, 2003, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Penerbit
PT. Gramedia Pustaka Utama, hlm. 146.
[35] Sugiyono. Op.Cit.
hlm 41
[36]Sutrisno
Hadi, Metode Research.Yogyakarta : ANDI,2002, hlm. 42.
[37] Duwi Priyanto,
Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Dan penelitian SPSS .
Yogyakarta: Gava Media, 2010. Hlm 54.
[38] Margono, metodologi penelitian pendidikan, Rineka
Cipta, Jakarta, 2004, hlm. 118
[39] Dawi Priyatno,
Paham Analisis Statistik Data dengan
SPSS, Mediakom, Yogyakarta, 2010, hlm. 90
[40] J. supranto, op.cit, hlm. 7
[41]Moh. Pabundu Tika, Metode Riset Bisnis, Bumi Aksara, Jakarta,
2006, hlm. 65.
[42] Husaini Usman
dan R. Purmono Setiady Akbar, Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi
Aksara, 2000, hlm.287.
[43] Husen Umar. Metode
Riset Bisnis panduan mahasiswa untuk melakukan riset dilengkapi contoh proposal
dan hasil riset bidang manajemen dan akuntansi.Jakarta : Gramedia pustaka
utama. Cet kedua hlm 233
[44]Chiristina
Whidya Utami. Manajemen Ritel strategi dan implementasi operasional bisnis
ritel Moderen di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. 2012. Hlm 47
[45]Lizamary
Angelina Darma dan Edwin Japarianto.Analisa
Pengaruh Hedonic Shopping Value Terhadap Impulse Buying Dengan Shopping
Lifestyle Dan Positive Emotion Sebagai Variabel Intervening Pada
Mall Ciputra World Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 8, No. 2,
Oktober 2014 Doi: 10.9744/Pemasaran.8.2.80-89 ISSN 1907-235X. hlm 80
[46] Sugiyono. Op.cit.
hlm 96
0 komentar:
Posting Komentar