Subscribe:

musik


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com

Ads 468x60px

Sample text

assalamu'alaikum Ahlan Wa Sahlan

Kamis, 10 Agustus 2017

Analisis Pengaruh Hedonic Motives Terhadap Impulsive Buying Dalam Perspektif Ekonomi Islam



PENDAHULUAN
A.    Penegasan Judul
Sebelum penulis menguraikan pembahasan lebih lanjut, terlebih dahulu akan dijelaskan istilah dalam skripsi ini untuk menghindari kekeliruan bagi pembaca. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahan tersebut disini diperlukan adanya pembatasan terhadap arti kalimat dalam skripsi ini. Dengan harapan memperoleh gambaran yang jelas dari makna yang dimaksud. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Pengaruh Hedonic Motives Terhadap Impulsive Buying Dalam  Perspektif Ekonomi Islam”
1.      Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.[1]
2.      Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indoesia adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (benda, orang) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.[2]
3.      Hedonic Motives adalah motivasi konsumen untuk berbelanja karena dengan berbelanja merupakan suatu kesenangan sendiri sehingga tidak memperhatikan manfaat dari produk yang dibeli.[3]
4.      Impulsive Buying adalah tindakan membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai hasil dari suatu pertimbangan atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko.[4]
5.      Perspektif  adalah suatu kumpulan atau asumsi maupun keyakinan tentang sesuatu hal.[5]
6.      Ekonomi Islam adalah suatu cabang Ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, menaganalisis dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang islami.[6]
Menurut Chapra ekonomi Islam adalah sebagai suatu cabang pengetahuan yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui suatu alokasi dan distribusi sumber daya langka yang seirama dengan maqasid (tujuan-tujuan syari’ah), tanpa mengekang kebebasan individu, menciptakan keseimbangan makroekonomi dan ekologi yang berkepanjangan, atau melemahkan solidaritas keluarga dan social serta jaringan moral masyarakat.[7]
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diperjelas kembali bahwa yang dimaksud dalam pembahasan skripsi ini adalah suatu penelitian ilmiah atau telah yang berdasarkan pada firman Allah SWT, Sunah Rasul serta ijtihad para ulama tentang kegiatan ekonomi. Dalam hal ini terkait dengan hedonic motivesyang merupakan sebuah motivasi yang berorienntasi pada kesenangan dalam berbelanja sehingga sering kali konsumen mengalami impulsive buyingyaitu pembelian tanpa perencanaan. Hal ini yang terjadi pada mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung yang merupakan bagian dari masyarakat yang belum memiliki kemampuan financial secara mapan, akan tetapi dalam mengkonsumsi barang seperti fashion tidak sedikit yang bukan berdasarkan fungsional dan tanpa adanya perencanaaan karena yang menjadi ukuran adalah kepuasan, kebahagian dan kesenangan.
B.     Alasan Memilih Judul
Adapun alasan memilih judul “Analisis Pengaruh Hedonic Motives Terhadap Impulsive BuyingDalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung)” yaitu sebagai berikut:
1.      Secara Objektif
a.       Hedonic motives adalah prilaku masyarakat yang lebih mengutamakan kesenangan sebagai ukuran pencapaian kebutuhan, bukan secara fungsional. Yang terjadi dimasyarakat diera modern hampir semua kalangan melakukanya. Didukung dengan tumbuhpesatnya pusat pembelanjaan atau mall, perkembangan produk fashion seperti tas, sepatu, baju, jam tangan dan lainnya ikut memanjakan para pengujung. Dan untuk mempertahankan eksistensinya setiap perusahaan mempelajari prilaku konsumenya. Mahasiswa yang merupakan bagian dari masyarakat tidak sedikit berperilaku konsumsi yang orientasinya hanya pencapaian kesenangan dan hura-hura. Dorongan dari adanya suatu keinginan hedonis atau sebab lainnya diluar alasan ekonomi, seperti rasa senang, fantastis, social dan bahkan pengaruh emosional, mengakibatkan mahasiswa sering mengalami impulsive buying atau pembelian tak terencana. Sehingga menurut penulis diperlukan adanya penelitian pengaruh hedonic motive terhadap impulsive buying dikalangan mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa yang harus mampu mengendalikan dirinya dalam mengkonsumsi harta benda yang dapat melalaikan nilai-nilai spiritual dan timbulnya sifat individualis antar sesama.
b.      Dalam ekonomi Islam semua aspek ekonomi telah diatur berlandaskan alquran dan alhadist, diantaranya berkaitan dengan perilaku konsumen. Bagaimana berperilaku konsumsi secara beraturan sehingga menghindari adanya berlebih-lebihan dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kebatilan. Karena tujuan utama dalam hidup adalah mencapai suatu maslahah dan falah.
2.      Secara Subjektif
a.       Pokok bahasan skripsi ini sesuai berdasarkan jurusan yaitu ekonomi Islam pada Fakultas Syari’ah IAIN Raden Intan Lampung, yang merupakan suatu kajian keilmuan yang berkaitan dengan perilaku konsumen.
b.      Penulis optimis dapat menyelesaikan skripsi ini karena tersedianya sumber dari litelatur yang tersedia diperpustakaan ataupun sumber lainya seperti jurnal, artikel dan data yang diperlukan.
c.       Penulis merupakan bagian dari mahasiswa fakultas syariah IAIN Raden Intan yang akan mejadi lokasi penelitian.
C.    Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara berkembang yang padat akan penduduk sehinggga sangat potensial untuk dijadikan lahan pemasaran bagi suatu perusahaan. Di iringi dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih sehingga pemasaran dapat direalisasikan melalui berbagai media pemasaran. Seperti e-bisnis atau e-commerce yang terus berkembang untuk mempermudah akses bagi konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Adapun tujuan utama dari pemasaran adalah mempengaruhi pemikiran pelanggan dan perilakunya terhadap organisasi dan penawaran pasarnya.[8]
Para pelaku pasar akan memperhatikan perilaku konsumeya dari masa kemasa. Karena prilaku konsumen merupakan suatu proses yang dinamis yang dapat terjadi pada konsumen individual, kelompok dan anggota yang secara terus menerus mengalami perubahan. Merujuk pada pendapat Hawkins dan Motherbouh bahwa prilaku konsumen merupakan study tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi serta proses yang dilakukan untuk memilih mengamankan, menggunakan dan menghentikan produk, jasa atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat.[9]
Bagi seorang manajer pemasaran yang professional tidak hanya memperperhatikan upaya terhadap produk agar cepat terjual, akan tetapi memahami perilaku konsumennya merupakan suatu hal yang penting khususnya faktor-faktor yang mampu memengaruhi pengambilan keputusan dan perilakunya. Adapun faktor internal bagi konsumen adalah adanya persepsi, motivasi, pembelajaran, sikap, kepribadian dan gaya hidup. Faktor social sepeti budaya, kelas social dan keangggotaan kelompok. Dan faktor situsional seperti lingkungan fisik dan waktu meskipun sifatnya sulit dikendalikan oleh pemasar.[10]
Salah satu dari faktor internal yang sangat mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan adalah adanya motivasi. Proses motivasi terjadi karena adanya kebutuhan, keinginan atau pun harapan yang belum terpenuhi sehingga mendorong individu untuk melakukan suatu prilaku tertentu guna memenuhi apa yang diinginkan. Motivasi konsumen untuk memenuhi kebutuhanya dalam berbelanja dibagi menjadi dua yaitu Utilitarian dan Hedonic.[11]
UtilitarianMotives konsumen belanja secara rasional dan objektif, sehingga konsumen berbelanja hanya untuk mendapatkan manfaat dari produk yang dibeli. Berbeda dengan Hedonic Motives, yaitu konsumen belanja hanya untuk mendapatkan kesenangan dan merasa bahwa belanja itu sangat menarik. Sehingga hedonic motives didasarkan pada pemikiran yang subyektif atau respon yang mencakup emosional, kesenangan panca indra, mimpi dan pertimbangan estetis. Pada study eksploratoris kualitatif dam kuantitatif yang dilakukan oleh Arnold dan Reynolds telah mengindentifikasi enam faktor motivasi belanja hedonic. Keenam hal tersebut adalah adventure, gratification, role, value, social dan idea shopping.[12]
Dari jenis motives diatas tidak sedikit terjadi dilapisan masyarakat yang termotivasi oleh keduanya. Di era modern masyarakat lebih cenderung dalam pengembilan keputusan berbelanja dipengaruhi oleh hedonic motive. Hal ini disebabkan karena manfaat utilitarian hanya sebatas fungsional secara objektif, sedangkan hedonic manfaatnya mencakup respon emosional secara subyektif. Adapun faktor yang memotivasi belanja hedonis diantaranya belanjanya merupakan sebuah pengalaman yang menyenangkan, adanya trend model baru, penghilang stress dan sebuah permainan tawar menawar.[13]
Parakonsumen untuk memenuhi kebutuhannya yang semakin bervariasi memberikan peluang kepada para pengusaha bisnis ritel terutama dibidang fashion. Banyaknya toko yang menjual jenis produk fashion seperti tas, baju, sepatu, jam tangan dan lainnya yang dapat dikonsumsi bagi laki-laki ataupun wanita, baik tawaran produk secara langsung ataupun online menyebabkan keputusan pembelianbelanja konsumen akan muncul baik adanyaperencanaan ataupun tanpa perencanaan sebelumnya (impulsive buying). Berdasarkan survey oleh Nielsen (2007), 85 % pembelanja ritel moderen di Indonesia cenderung untuk berbelanja sesuatu yang tidak direncanakan.[14]
Kebutuhan konsumen berpengaruh pada gaya hidup. Banyaknya mode fashion baru bermunculan membuat konsumen ingin selalu mengikuti perkembanganya. Rasa ketergantunagan terhadap dunia fashion yang selalu berubah-ubah, membuat sebagian masyarakat menjadi hedon dan termotivasi untuk selalu memperbaharui gaya hidup. Semakin tinggi konsumen dengan motivasi hedonis dan berbelanja menjadisebuah gaya hidup, maka besar kemungkinan terjadinya pembelian secara impulsive.[15]
Selain dipengaruhi oleh suatu kepribadian dan perilaku konsumen. Masyarakat juga dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya. Akses belanja untuk memenuhi keinginan dan kesenangan mudah didapat baik direncanakan maupun tidak, mengikuti trend modern secara terus menerus sehingga memicu kecepatan produksi dan konsumsi. Bagi sebagian yang berpenghasilan cukup atau lebih mengubah perilaku konsumen tidak begitu berdampak pada kualitas kehidupannya. Berbeda dengan keluarga yang berpenghasilan cukup bahkan rendah perubahan perilaku dapat berdampak pada pemaksaan kehendak tanpa memperhatikan manfaat.[16]
Seiring perubahan gaya hidup masyarakat yang disebabkan oleh lingkungan sekitar serta perilaku yang hedonic maka terjadi perubahan pada budaya konsumen. Dimana kebudayaan konsumen dewasa ini tidak hanya bersifat fungsional, kini lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan dasar. Konsumsi diera sekarang masuk kedalam level yang tidak berdasarkan pada nilai guna melainkan untuk sebuah simbol yang akan memberikan citra dan image. Dengan adanya hal ini masyarakat akan mengkonsumsi suatu barang yang akan membuat dirinya menjadi lebih dihargai oleh orang lain. Maka masyrakat akan bermentalitas hidup boros didorong oleh apa yang disebut arus budaya konsumerisme.[17]Konsumerisme tidak terjadi tanpa media. Melalui iklan baik lewat majalah ataupun televisi menyuguhkan beragam produk baru. Budaya ini pun melekat erat dikalangan remaja dijaman sekarang ini. Majalah-majalah remaja sekarang seperti etalase toko, yang isinya banyak memamerkan produk-produk dijual.
Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat yang termasuk dalam kategori generasi penerus bangsa Indonesia dimasa depan. Akan tetapi adanya fenomena perilaku hedonism yang semakin marak memberikan pengaruh kepada mahasiswa. Fakta adanya fenomena dan gaya hidup hedonis adalah mereka berlomba dan bermimpi utuk hidup mewah. Mahasiswa dijaman sekarang lebih cenderung mendewakan kesenangan dan kenikmatan dalam mejalani hidup. Kepedulian terhadap lingkungan mulai bekurang, semakin jarang terdengar percakapan akademis di lingkungan mahasiswa. Percakapan lebih didominasi oleh kabar fashion terbaru, sinetron dan lainnya.
Mahasiswa di ligkungan fakultas syariah IAIN Raden Intan Lampung mulai terpengaruh dengan perilaku hedonisme mengingat lokasi kampus tidak begitu jauh dari wilayah perkotaan dan pusat perbelajaan sehigga akses mudah untuk didapat. Berdasarkan hasil pegamatan sementara penulis tidak sedikit mahasiswa yang berperilaku hedonis dan kosumtif hanya untuk memenuhi kesenangan semata yang akhirnya timbul keputusan impulsive dalam berbelanja. Pembelian impulsive baik laki-laki maupun wanita yang sering terjadi adalah pada produk fashion, seperti pakaian, tas, jam tangan danlainnya. Adapun dorongan suatu kelompok yang mengisi waktu luang dengan pergi ketempat belanja. Kecenderungan mahasiswa yang bersifat konsumtif akan menimbulkan dampak bagi mahasiswa itu sendiri ataupun lingkungan sekitarnya. Melihat fenomena tersebut jika dibiarkan akan menimbulkan suatu budaya konsumerisme yang mencengkram seluruh kehidupan umat.[18]
Islam yang merupakan agama yang sempurna memberikan arahan dan petunjuk kepada hambanya dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Begitupun dalam hal ekonomi, Islam mengatur secara kaffah agar hambanya berprilaku sesuai syariah. Berkaitan dengan prilaku konsumen diatas tentunya Islam mengajarkan bagaimana cara berkonsumsi yang baik. Bukan hanya untuk sekedar keinginan akan tetapi dilihat dari kebutuhan dan manfaat dari apa yang akan dikonsumsi. Tujuan utamanya adalah pencapaian maslahah sehingga dapat dikatakan maslahah apabila terdapat pencapaian kepuasan sendiri dan dirasakan oleh masarakat.[19]
Allah SWT berfirman dalam surat Al’araf ayat 31[20]:
* ûÓÍ_t6»tƒ tPyŠ#uä (#räè{ ö/ä3tGt^ƒÎ yZÏã Èe@ä. 7Éfó¡tB (#qè=à2ur (#qç/uŽõ°$#ur Ÿwur (#þqèùÎŽô£è@ 4 ¼çm¯RÎ) Ÿw =Ïtä tûüÏùÎŽô£ßJø9$# ÇÌÊÈ
disetiap memasuki mesjid. Makanlah dan minumlah dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.
Ayat diatas menjelaskan bahwa jangan melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula meampaui batas makanan-makanan yang dihalalkan.[21] Sehingga konsumsi islami harus berorientasi pada maslahah yakni bermanfaat baik secara materil, fisik, intelektual, lingkungan dan tentunya jangka panjang. Disamping itupun jenis barang ataupun jasa yang dikonumsi harus halal, baik dan diridhoi allah SWT.
Gaya hidup yang berorientasi pada suatu kemewahan hanya sekedar untuk memuaskan kesenangan diluar kebutuhan merupakan aktivitas pemborosan yang dilarang dalam Islam, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Qs al-Isra : 26 [22]yaitu:
26. Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
 Ayat diatas telah jelas bahwa aktivitas pemborosan merupakan aktivitas yang dilarang baik yang menghabiska harta pribadi ataupu milik bersama, yag sifatya megekploitasi secara berlebih-lebihan dan tidak memperhatika lingkugan dari luar.[23]
Berdasarkan latar belakang diatas penulis memilki ketertarikan untuk menganalisis lebih lanjut terkait prilaku hedonic motivesdan pengarunya terhadap impulsive buying di kalangan mahasiswa fakultas syariah IAIN Raden Intan Lampung dengan mengangkat judul penelitian :Analisis Pengaruh Hedonic Motive Terhadap Impulsive Buying Dalam Perspektif Ekonomi Islam(studi pada Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung).
D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka secara khusus pembahasan penelitian yang menjadi pokok permasalahan sebagai berikut:
1.      Bagaimana pengaruhhedonic motives terhadap Impulsive Buying yang terjadi pada mahasiswa?
2.      Bagaimana pandangan ekonomi Islam terhadap Perilaku hedonic motive dan keputusan impulsive buying pada mahasiswa?
E.     Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
a.       Untuk mengetahui bagaimana pengaruh hedonic motive pada keputusan impulsive buying terhadap produk fashion pada Mahasiswa fakultas syariah.
b.      Untuk mendeskripsikan bagaimana pandangan ekonomi Islam terhadap perilaku hedonic motives dan impulsive buying pada mahasiswa.
2.      Manfaat Penelitian
a.       Secara teoritis hasil penelitian ini memberikan wawasan mengenai perilakuhedonic motives dan impulsive buying dalam presfektif ekonomi Islam. danmemberikan  sumbangan pemikiran dan pengetahun dalam khasanah ekonomi Islam khususnya dan menambah litelatur mengenai hal tersebut bagi lingkungan Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung, khususnya jurusan Ekonomi Islam.
b.      Secara Praktis dapat bermanfaat bagi Masyarakat umum, bagi para pelaku pasar dan Manajer pemasaran terkait dengan pemahaman terhadap perilaku konsumen. Serta pandangan ekonomi Islam terhadap perilaku hedonic motives dan pengaruhnya terhadap impulsive buying. Sehingga masyarakat umum khususnya manajer pemasaran dapat dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan dalam menyusun stratrgi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dan para konsumen dapat berperilaku konsumsi secara baik dan tidak berlebih-lebihan.
F.     Metode Penelitian
1.      Pendekatan penelitian
Penelitian skripsi ini penulis menggunakan metode pendekatan secara kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.[24]
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial baik individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.[25] Penelitian ini menggali data yang bersumber dari lokasi Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung. Menurut tujuannya bidangnya bahwa penelitian ini termasuk kedalam Penelitian ekonomi, mengenai perilaku konsumen.
Dilihat dari sifatnya penelitian ini bersifat deskriptif analisis yaitu penelitian untuk menggambarkan dengan lebih teliti ciri-ciri usaha untuk menentukan frekuensi terjadinya sesuatu atau hubungan sesuatu yang lain.[26] Selain itu, peneliti juga menggunakan penelitian kepustakaan (library reseach). Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian terdahulu mengenai perilaku hedonic motiv, impulsive buying .[27]
2.      Sumber Data
Untuk mengumpulkan data dan imformasi yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis menggunakan data sebagai berikut:
a.       Data primer, adalah data yang diperoleh langsung dari personel dan dapat pula dari lapangan.[28] Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari lokasi penelitian yaitu fakultas syariah IAIN Raden Intan Lampung melalui kuisioner yang diberikan secara langsung kepada responden yaitu Mahasiswa Fakultas Syariah.
b.      Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian  yang berwujud laporan dan sebagainya.[29] Data sekunder berasal dari sumber internal maupun eksternal. Dalam hal ini, data sekunder yang bersifat internal didapat melalui data-data Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung dan yang bersifat eksternal didapat melalui sumber-sumber di luar organisasi yang dipublikasikan intansi PT-IAN dan juga jurnal, artikel, majalah dan internet. Dalam hal ini yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam.
3.      Tekhnik Pengumpulan Data
1.      Metode Kuesioner
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawab. Kuesioner dapat berupa pertanyaan tertutup ataupun terbuka.[30] Teknik ini dilaksanaan dengan menggunakan daftar pertanyaan bentuk tertutup untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data. Survey dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden yaitu mahasiswa dengan serangkaian pertanyaan terkait dengan perilaku hedonic motives dan impulsive buying. Pengisian kuesioner dikukan secara self administered questionare yaitu responden diminta menjawab sendiri kuesioner yang telah dibuat peneliti.[31]
Adapun skala yang digunakan adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang ataupun sekelompok orang tentang fenomena social. Dalam penelitian ini fenomena social yang ditatpkan oleh peneliti secara spesifik yang disebut dengan vaiabel penelitian. Dengan skal ini maka variabel akan diukur dan dijabarkan menjadi indikator variabel. Dan indikator dari variabel akan manjadi titik tolak instrument item-item yang berupa pertanyaan ataupun pernyataan.
Pada skala likert dilakukan dengan menghitung respon kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap objek tertentu. Artinya pertanyaan yang disusun peneliti memiliki kategori positif atau negatif.[32] Jawaban dari setiap item yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif hingga sangat negtaif. Sementara untuk keperluan analisis kuantitatif diberikan skor sebagai berikut:
a.       Sangat setuju                    (SS)     diberi skor 5
b.      Setuju                                (S)      diberi skor 4
c.       Ragu-ragu                         (R)       diberi skor 3
d.      Tidak Setuju                      (TS)    diberi skor 2
e.       Sangat Tidak Setuju         (STS)  diberi skor 1
2.      Dokumentasi
Dokumentasi adalah tekhnik pengumpulan data yang tidak langsung pada subyek penelitian, namun melalui dokumen yang digunakan berupa buku harian, koran, dan refrensi lainnya.

4.      Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek  dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.[33] Dalam hal ini populasi yang menjadi objek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Syaria’ah IAIN Raden Intan Lampung angkatan 2011-2013 semua Jurusan yangmemiliki kesenangan dalam berbelanja dan pernah melakukan pembelian tanpa perencanaan khususnya pada produk fashion seperti pakaian, tas, sepatu jam tangan dan lainnya. Jumlah populasi berdasarkan data base Fakultas Syariah tahun ajaran 2013/2014 adalah 1472 mahasiswa.
2.      Sampel
Dalam menetapkan besarnya sampel ( sample size ) dalam penelitian ini didasarkan pada perhitungan yang dikemukakan oleh Slovin dan Husein Umar sebagai berikut.[34]
n =
Dimana :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi yaitu mahasiswa fakultas syariah angkatan 2011-2013
e =  persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolerir atau diinginkan, sebanyak 10%. 
            Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini dengan data yang diperoleh dari data base tahun ajaran 2013/2014 adalah  :
                 n =  = 93.63
denegan demikian, jumlah sampel untuk 95 mahasiswa. Teknik yang digunakan adalah teknik simple random sampling atau sampel acak sederhana yaitu sampel diambil secara acak dari semua populasi, dimana semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel.[35]

5.      Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Setelah keseluruhan data terkumpul, maka langkah selanjutya penulis menganalisa data tersebut sehingga dapat ditarik kesimpulan. Dalam menganalisa ini penulis menggunakan metode berfikir deduktif yakni berangkat dari fakta-fakta yang umum, peristiwa-peristiwa yang kongkrit, kemudian dari fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa yang umum kongkrit ditarik generalisasi-generalisai yang mempunyai sifat khusus.[36]
Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan deskritif kuantitatif dengan penelitian studi kasus yang dipergunakan untuk mengumpulkan, mengolah, dan kemudian menyajikandata observasi agar pihak lain dapat dengan mudah mendapat gambaran mengenai objek dari penelitian tersebut. Deskritif kuantitatif dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu menganalisis pengaruh antar variabel.
Alat uji analisis data menggunakan liniaritas regresi sederhana, alat uji ini bertujuan untuk mengetahui dua variabel antara variabel independent X dengan variabel dependent Y yang akan dikenai prosedur analisis statistik regresi apakah menunjukkan hubungan yang linear atau tidak.[37] Untuk keabsahan data maka sebelumnya data yang diperoleh dari lapangan akan diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas kuisioner dan uji reabilitas kuisioner.
1.      Uji Validitas Kuisioner
Merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti.[38] Validitas suatu instrument akan menggambarkan tingkat kemampuan alat ukur yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran. Apabila instrumen pengumpul data yang digunakan mampu untuk mengukur apa yang akan diukur, maka data yang dihasilkan dapat dinyatakan valid. Dalam melakukan uji validitas ini, peneliti akan menggunakan metode komputerisasi SPSS 20 dengan teknik pengujian bivariate pearson (produk momen pearson).[39]
Setelah data-data dan informasi sudah terkumpul oleh penulis, maka penulis mengelola dan menata data yang didapat secara sistematis sesuai dengan permasalahan yang ada dan menganalisis data tersebut dan menggunakan analisis data dengan metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah data yang berbentuk angka.[40]  Adapun rumus untuk menghitung validitas adalah:[41]
Keterangan:
        R         : koefisien validitas item yang dicari
        X         : skor responden untuk setiap item
        ∑X      : jumlah skor dalam distribusi X
        ∑Y      : jumlah skor dalam distribusi Y
        ∑X2       : jumlah kuadrat masing-masing skor X
        ∑Y2       : jumlah kuadrat masing-masing skor Y
        N         : jumlah responden
Dalam menentukan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikasi koefisien pada taraf signifikasi 0,05. Artinya suatu item dianggap valid jika berkolerasi signifikan terhadap skor total atau instrument dinyatakan valid bila r hitung>rtabel.
2.      Uji Reliabilitas Kuisioner
Reabilitas adalah instrument untuk mengukur ketepatan, keterandalan, cinsistency, stability atau dependability terhadap alat ukur yang digunakan.[42] Suatu alat ukur  dikatakan reliabilitas atau dapat dipercaya, apabila alat ukur yang digunakan stabil, dapat diandalkan, dan dapat digunakan dalam peramalan. Artinya data yang dikatakan realibilitas adalah alat ukur yang digunakan bias memberikan hasil yang sama walaupun digunakan berkali-kali oleh peneliti yang berbeda.
                        Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas akan menggunakan program SPSS20. Untuk pengujian ini peneliti juga menggunakan batasan nilai sebesar 0,7. Jika nilai pada hasil reliabilitas kurang dari 0,7 maka hasil tersebut dikatakan tidak baik.
3.      Alat Uji Hipotesis
a.      Teknik Analisis Regresi Linier Sederhana
Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana. Analisis regresi sederhana digunakan untuk memprediksi atau menguji pengaruh satu variabel bebas atau variabel independent terhadap variabel terikat atau variabel dependent. Bila skor variabel bebas diketahui maka skor variabel terikatnya dapat diprediksi besarnya. Analisis regresi juga dapat dilakukan untuk mengetahui linearitas variabel terikat dengan variabel bebasnya. Model dari regresi sederhana yang ditujukan untuk melakukan prediksi nilai variabel dependen (Y) dengan menggunakan lebih dari saru variabel independen (X). Persamaan dalam regresi berganda adalah sebagai berikut:
Y = a+bX
Keterangan:
Y = Impulsive Buying
X = Hedonic Motives
a = nilai konstanta
b = koefisiensi regresi
Dari data yang sudah dikumpulkan dan tersusun secara sistematis, kemudian akan dianalisis dalam menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu menguraikan data dalam kalimat-kalimat yang jelas, terperinci sehingga analisis akan mudah dilakukan dalam penarikan suatu kesimpulan.
2.      Uji Koefisien Regresi Sederhana (Uji T)
Pengujian secara parsial menggunakan uji t (pengujian signifikansi antara parsial). langkah-langkah yang di tempuh dalam pengujian adalah: Menyusun hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternative (H1). Menetapkan kriteria pengujian yaitu: 
H0 diterima jika angka signifikansi lebih besar dari α = 5%
H0 ditolak jika angka signifikansi lebih kecil dari α = 5%
G.    Definisi Operasional Variabel
Operasional variable adalah penjelasan mengenai cara-cara tertentu yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur (mengoprasionalkan) construct menjadi variable penelitian yang apat dituju. Sehingga memungkinkan peneliti yang lain untuk melakukan reflikasi (pengulangan) pengukuran dengan cara yang sama, atau mencoba mengembangankan cara pengukuran construct yang lebih baik.[43]
1.      Hedonic Motives (variabel independen) (X). Menurut Utami hedonic motives adalah motivasi konsumen untuk berbelanja karena dengan berbelanja merupakan suatu kesenangan sendiri sehingga tidak memperhatikan manfaat dari produk yang dibeli.[44]Heonic motives menurut Arnold dan Reynolds dalam Utami terdapat beberapa dimensi yang dapat ditelitili yaitu:
a.      Advanture shopping (petualangan) adalah dimensi yang berhubungan dengan perasaan adanya tantangan dan suatu sensasi yang menggembirakan saat memasuki lingkungan yang menurutnya menyenangkan. Dengan indikator : petualangan, sensasi dan semangat.
b.      Social Shopping  adalah ketika berbelanja, seseorang menginginkan adanya keadaan sosialisasi, dengan indikator : teman-teman, keluarga, berjam-jam ngobrol, kebersamaan.
c.       Gratification Shopping adalah perasaan bahwa berbelanja dapat menghilangkan rasa stress. Dengan indikator : mood down, meningkatkan mood, memanjakan diri.
d.      Idea Shopping  adalah perasaan bahwa berbelanja memberikan pengetahuan baru, perkembangan tren baru dan model baru. Dengan indikator : tren, mengikuti tren, apa yang trend dan hal baru.
e.       Role Shopping adalah perasaan nikmat yang dirasa ketika berbelanja untuk orang lain. Dengan indikator: membiayai, orang-orang terdekat.
f.        Value Shopping adalah perasaan senang ketika seseorang berbelanja untuk menemukan suatu barang yang baik dan bernilai bagi dirinya. Barang yang baik ter-sebut dapat didefinisikan ketika barang tersebut didapat dengan harga murah dan hal lainnya. Dengan indikator: Potongan harga, senang potongan, mencari potongan harga, dan memanfaatkan.
2.      Impulsive Buying (variabel dependen) (Y). Menurut Utami pembelian impulsif adalah pembelian yang terjadi ketika konsumen melihat produk atau merk tertentu, kemudian konsumen menjadi tertarik untuk mendapatkannya, biasanya karena adanya ransangan yang menarik dari toko tersebut. Dimensi dari impulsive buying menurut  Coley dan Burgest dalam Lizamary dan Edwinadalah sebagai berikut:[45]
a.      Cognitive  adalah elemen yang fokus pada konflik yang terjadi dalam kegiatan mental
b.      Affective adalah elemen yang fokus pada kondisi emosional individu.
Table 1.1
Variabel, dimensi sampai butiran pernyataan
No
Variabel
Dimensi 
Indikator
Skala pengkuran
Pernyataan pada kuisioner
1
Hedonic Motives(X)

Advanture shopping 
1.      petualangan,
2.      sensasi
3.      semangat.
Ordinal
1.      Belanja merupakan sebuah petualangan
2.      Belanja menemukan sensasi yang berbeda
3.      Belanjadapat membangkitkan semangat

Social shopping
4.      Teman-teman Dan Keluarga
5.      Berjam-jam ngobrol
6.      kebersamaan
Ordinal
4.      Senang berbelanja bersama teman-teman dan keluarga
5.      Senang berjam-jam ngobrol bersama teman dan keluarga ditempat belanja
6.      Berbelanja meningkatkan suatu kebersamaan

Gratification shopping
7.      Mood down
8.      Meningkatkan mood
9.      Memanjakan diri
Ordinal
7.      Belaja dapat megubah suasana hati Ketika mood down
8.      Ketika pergi belanja akan meningkatkan mood atau menghilangkan stres
9.      Pergi berbelanja untuk memanjakan diri

Idea shopping
10.  Trend
11.  Mengikuti tren
12.  Hal baru
Ordinal
10.  Belanja untuk mengikuti trend
11.  Senang jika belanja mengikuti trend
12.  Belanja untuk membeli suatu produk baru

role shopping
13.  Membiayai
14.  Orang terdekat
Ordinal
13.  Senang jika membiayai belanja untuk orang lain
14.  Senang Berbelanja untuk keluarga dan teman-teman

Value shopping 
15.  Potongan harga
16.  Senang potongan
17.  Mencari potongan harga
18.  Memanfaatkan
Ordinal
15.  Pergi belanja karena ada potongan harga
16.  Senang jika belanja  ada potongan harga
17.  Mencari potongan harga saat belanja
18.  Pergi belanja untuk memanfaatkan potongan harga

2
Impulsive buying (Y)
Cognitive

19. Tanpa berfikir
20. Spontan
21. Belanja produk
Ordinal
19.  Sering membeli suatu hal tanpa berfikir
20.  Melakukan pembelian secara sepontan
21.  Cenderung membawa uang atau sebagian digunakan belanja produk
Afektif
22. emosi positif atau senang
23. mudah tertarik untuk membeli
24.Suasana hati
Ordinal
22.  Perasaan senang ketika hendak membeli sesuatu
23.  Mudah tertarik untuk membeli barang ditoko
24.  Menyukai membeli barang diluar kebutuhan sesuai dengan suasana hati







H.    Kerangka Pemikiran
Hedonic motives
Variabel X
Dimensi Arnold dan Reynolds:
1)      Advanture
2)      Gratification
3)      Social
4)      Idea
5)      role
6)      value
Impulsive buying
Variabel Y
Dimensi Coley dan Burgest:
1.      Kognitif
2.      Afektif

Perilaku Konsumen
Analisis pengaruh regresi linier sederhana
Analisis Dalam Persfektif Ekonomi Islam
 









I.       Hipotesis
                Hipotesis adalah jawaban sementara rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.[46] Maka hipotesisnya sebagai berikut:
1.      Ho: ada pengaruh hedonic motives terhadap impulsive buying pada mahasiswa
2.      Ha: tidak ada pengaruh hedonic motives terhadap impulsive buying pada mahasiswa.


[1]Hamzah Ahmad dan Nanda Santoso. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Surabaya: Fajar Mulya. 1996. Hlm 21
[2] Departemet Pedidika Nasioal, kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. 2011. Hlm 1045
[3]Chiristina Whidya Utami. Manajemen Ritel strategi dan implementasi operasional bisnis ritel Moderen di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. 2012. Hlm 47
[4]Sinaga, I.,Suharyono dan Srikandi, K. (2012). Stimulus store Environtmendalam  mencipatakanemotion responden pengaruhnya terhadap impulse buying. Administrasi Bisnis 1(2)
[5] Yusuf Qhardawi. Fikuh Zakah Muassasat Ar-risalah Beirut Libanan. Cet II 1408H/1998 terjemahan Didin Hafifudin. Hlm 1
[6] P3EI. Ekonomi Islam.jakarta: Rajawali Pers. 2011.hlm 17
[7] Imamudin Yuliadi, Ekonomi Islam, Sebuah Pengantar, Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI), Yogyakarta,2001. Hlm 7
[8]Philip kolter dan gery Armstrong. prinsip-prinsip pemasaran. Jakarta: Eirlangga. 2006. Hlm 156
[9]Tatik Suryani. Prilaku Konsumen di Era Internet, Implikasinya pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013. Hlm 6
[10]Ibid hlm 12
[11]Ibid hlm 22
[12]Chiristina Whidya Utami. Loc. Cit hlm 49
[13]Ibid.
[14] Fita Eka Prastia, pengaruh shopping lifestyle, fashion involvement dan hedonic shopping value terhadap impulse buying behavior pelanggan (toko Elizabeth Surabaya. Hlm 1
[15] Dayang, dkk. Pengaruh hedonic shopping motives  terhadapshopping lifestyle dan impulsive buying. Jurnal administrasi bisnis Vol.14  No. 2 september 2014
[16] Alfitri. Budaya Konsumerisme Masyarakat Perkotaan. Majalah Empirika Vol.IX No: 01 2007
[17] Etta Mamang Sangadji dan Sopiah. Prilaku Konsumsi Pendekatan Praktis. Yogyakarta: ANDI. Hlm 267
[18] Jean baudrilard, masyarakat konsumsi, ter. Wahyunto, kreasi wacana, Yogyakarta 2004, hlm XXXV
[19] P3EI. Ekonomi Islam. Hlm 133
[20] Departemen Agama RI,  Al-Qur’an Dan Terjemahnya, Bandung: Gema Risalah Pers,  1993,  Qs Al-araf,  (7): 31,  hlm. 225
[21] Mardani. Ayat-ayat dan hadis ekonomi syariah. Jakarta: Rajawali Pers. 2011. Hlm 92
[22] Departemen Agama RI,  Al-Qur’an Dan Terjemahnya, , Bandung: Gema Risalah Pers,  1993,  Qs Al-isra  (17): 26,  hlm. 428
[23] Hendi Suhendi. Fiqih Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafido. 2005. Hlm 15
[24] Sugiono. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&G. Bandung: Alfabeta. 2013. Hlm 8
[25] Sumadi Suryabrata,  Metodologi Penelitian,  Raja Grafindo Persada,  Jakarta, 1998,  hlm.  22
[26] Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Remaja Rosdakarya,  Bandung,  1995,  hlm. 33
[27] Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Bumi Aksara Jakarta, 2008,  hlm. 5
[28] Kartini Kartno. Pengantar Metode Riset Sosial. Bandung: Alumni. 1986. Hlm 27
[29] Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,  2003,  hlm.  30
[30] Sugiono. Op.Cit. hlm 142
[31] Neuman, W. Lawrence. Social Reasearch Methode, Qualitative and Quantitative Approaches. Boston: pearson education. 2003.  Hlm 60
[32] Kasmadi dan Nia Siti Sunariah. Panduan Moderen Penelitian Kuantitatif. Bandung: alfabeth. Hlm 74
[33] Sugiono. Op.Cit. hlm 117
[34]Husein Umar, 2003, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, hlm. 146.
[35] Sugiyono. Op.Cit. hlm 41
[36]Sutrisno Hadi, Metode Research.Yogyakarta : ANDI,2002, hlm. 42.
[37] Duwi Priyanto, Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Dan penelitian SPSS . Yogyakarta: Gava Media, 2010. Hlm 54.
[38] Margono, metodologi penelitian pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hlm. 118
[39] Dawi Priyatno, Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS, Mediakom, Yogyakarta, 2010, hlm. 90
[40] J. supranto, op.cit, hlm. 7
[41]Moh. Pabundu Tika, Metode Riset Bisnis, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm. 65.
[42] Husaini Usman dan R. Purmono Setiady Akbar, Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara, 2000, hlm.287. 
[43] Husen Umar. Metode Riset Bisnis panduan mahasiswa untuk melakukan riset dilengkapi contoh proposal dan hasil riset bidang manajemen dan akuntansi.Jakarta : Gramedia pustaka utama. Cet kedua hlm 233
[44]Chiristina Whidya Utami. Manajemen Ritel strategi dan implementasi operasional bisnis ritel Moderen di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. 2012. Hlm 47
[45]Lizamary Angelina Darma dan Edwin Japarianto.Analisa Pengaruh Hedonic Shopping Value Terhadap Impulse Buying Dengan Shopping Lifestyle Dan Positive Emotion Sebagai Variabel Intervening Pada Mall Ciputra World Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 8, No. 2, Oktober 2014 Doi: 10.9744/Pemasaran.8.2.80-89 ISSN 1907-235X. hlm 80
[46] Sugiyono. Op.cit. hlm 96

0 komentar:

Posting Komentar