hadist tentang jujur dan menepati janji
A. JUJUR
1. Pengertian jujur
Jujur adalah sikap yang sesuai antar perkataan dan perbuatan dengan yang sebenarnya. Apa yang diucapkan memang itulah yang sesungguhnya dan apa yang diperbuat itulah yang sesungguhnya yang diinginkan untuk diperbuat (skia, pondok pesantren Annuqayah latee) Rasulullah bersabda:
حدثنا عثمان بن أبي شيبه حدثنا جريرعن منصور عن أبي وائل عن عبدالله رضي الله عنه عن النبي صلعم. قال: ان الصدق يهدي الى البر وان البر يهدي الى الجنة وان الرجل يهدي ليصدق حتى يكون صديقا. ان الكذب يهدي الى الفجور وان الفجور يهدي الى النار وان الرجل يهدي ليكذب حتى يكتب عندالله كذابا .(صحيح يخاري,صحيفه:65/4)
Artinya: “Sesungguhnya jujur itu membawa kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga, sesungguhnya orang yang berkata benar maka orang tersebut dicatat sebagai orang yang paling jujur. Sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu mengantarkan ke neraka dan orang yang dusta maka akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang paling dusta” (Shahih Bukhari, hal: 65 juz: 4)
Hadist diatas menjelaskan keharusan berlaku jujur dan dampaknya yaitu kejujuran akan membawa seseorang untuk selalu berbuat baik dan sudah barang tentu kebaikan adaklah jalan untuk masuk surga. Dan menjelaskan keharusan untuk meninggalkan perbuatan dusta dan menelaskan pula dampaknya. Yaitu perbuatana dusta akan selalu membawa kejahatan dan kejahatan itu mengantarkan ke neraka.
Kejujuran dan kedustaan, kedua-duanya dapat diusahakan oleh seseorang. Bila seseorang selalu berbuat jujur dan berusaha untuk jujur maka akan dicatat disisi Allah sebagai orang yang paling jujur. Bila seseorang selalu berbuat dusta dan selalu berkeinginan untuk dusta maka akan dicatat oleh Allah sebagai pendusta (Drs. H. Moh. Matsna, MA.Qur’an Hadits. Hal:121).
Hadits itu juga mengisyaratkan betapa besar potensi sikap jujur dalam kehidupan manusia, baik dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dunia karena sikap jujur itu membawa kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga yang merupakan kesempurnaan Nikmat Allah (H.M. Ashaf Shaleh. Taqwa. Hal: 97)
Jujur dan menepati janji memiliki kesamaan dan perbedaan. Kesamaannya yaitu kalau orang suka menepati janji maka akan melahirkan kejujuran. Perbedaannya yaitu kalau orang selalu berprilaku jujur belum tentu bisa dikatakan orang yang menepati janji.
Allah berfirman:
ياأيهاالذين أمنوااتقوالله وكونوامع الصادقين.(التوبه:119)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah bersama-sama orang yang jujur” (At-Taubah:119)
Ayat ini menunjukkan bahwa sikap jujur merupakan sikap orang yang bertakwa.
Allah berfirman:
… والصادقين … (العمران:17)
Artinya: …Orang-orang yang benar …
Moh. Abduh menjelaskan maksud dari potongan ayat tersebut yaitu orang yang benar Perbuatan, Amal dan Sifatnya. Sifat benar itulah sebagai puncak kesempurnaan bagi segala sesuatu
Al-Nasaiburi menjelaskan dari potongan ayat tersebut orang-orang yang benar pekataannya, perbuatannya, dan niatnya (hatinya) dengan melaksanakan azam untuk berbuat baik (H.M.Ashaf Shaleh.Taqwa.hal:96)
B. MENEPATI JANJI
1. pengertian janji
Mohammad abduh, Janji adalah sesuatu yang harus ditepati oleh setiap orang terhadap yang lain, baik kepaada Allah, dan menyimak dan mentaati semua ajaran-ajarannya maupun kepada manusia. Janji itu wajib ditepati selama bukan maksiat.
Rasulullah bersabda:
اضمنوا لي ستا أضمن لكم الجنة اصدقوا اذاحدثتم وأوفو اذا وعدتم وادوا اذاؤتمنتم وحفظوا فروجكم وغضوا ابصاركم وكفوا ايديكم. (رواه أحمد)
Artinya:”Berjanjilah kepadaku bahwa kamu akan mengerjakan enam perkara ini niscaya kamu masuk surga. Berkata benar, tepatilah apabila berjanji, kerjakanlah apabila diamanati orang, jagalah kehormatan, tundukkanlah pandanganmu dan jangan suka memukul orang”. (Hentikan lancang tanganmu).(HR. Ahmad, 101 hadits.hal:24-25)
Menepati janji ialah condongnya hati pada kebenaran, sehingga berkata benar dan menepati janji, seseorang bisa dikatakan sudah menepati janji apabila berjanji orang tersebut selalu menepatinya, sekalipun dengan musuh atau anak kecil dan orang yang tidak menepati janji digolongkan orang-orang yang munafik.
sebagaimana hadits nabi:
حدثنا ابن سلام حدثنا اسماعيل بن جعفر عن ابي سهيل عن نافع بن مالك بن عامر عن ابيه عن ابي هريرة. أن رسول الله صلعم قال: أية المنا فقين ثلاث. اذاحدث كذب اذا وعد أخلف اذائتمن خان.(صحيح بخاري.صحيفه.65:4)
Artinya:”Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga macam. Apabila berkata ia dusta, Apabila berjanji ia ingkar, Apabila di percaya ia khianat”. (Shahih Bukhori. hal:65, juz:4)
Berkata benar, menepati janji dan apabila dipercaya tidak khianat adalah merupakan wasiat nabi Muhammad SAW. Sebagaimana sabda nabi:
قال معاذ. قال لي رسول الله صلعم. أوصيك بتقو الله وصدق الحديث وأداءالأمانة والوفاء بالعهد وبذل السلام وخفض الجناح.(احياء علوم الدين.صحيفه.133:3)
Artinya; Muadz berkata, Rasulullah bersabda kepadaku: “Saya berwasiat kepadamu supaya bertaqwa kepada Allah, jujur dalam bicara, melaksanakan (menjaga) amanah, menepati janji, memberi salam, dan merendahkan diri (tawadlu’). (Ihya’ Ulumuddin. juz:3. hal:135.)
Tidak ingkar janji itu akan melahirkan sikap jujur dan orang tersebut akan disenangi oleh semua orang bahkan Allah itu senang kepada orang tersebut. Sebagai umat islam seharusnya sikap jujur dan menepati janji diamalkan dalam perbuatan, tingkah laku, tatakrama, baik dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
1. Pengertian jujur
Jujur adalah sikap yang sesuai antar perkataan dan perbuatan dengan yang sebenarnya. Apa yang diucapkan memang itulah yang sesungguhnya dan apa yang diperbuat itulah yang sesungguhnya yang diinginkan untuk diperbuat (skia, pondok pesantren Annuqayah latee) Rasulullah bersabda:
حدثنا عثمان بن أبي شيبه حدثنا جريرعن منصور عن أبي وائل عن عبدالله رضي الله عنه عن النبي صلعم. قال: ان الصدق يهدي الى البر وان البر يهدي الى الجنة وان الرجل يهدي ليصدق حتى يكون صديقا. ان الكذب يهدي الى الفجور وان الفجور يهدي الى النار وان الرجل يهدي ليكذب حتى يكتب عندالله كذابا .(صحيح يخاري,صحيفه:65/4)
Artinya: “Sesungguhnya jujur itu membawa kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga, sesungguhnya orang yang berkata benar maka orang tersebut dicatat sebagai orang yang paling jujur. Sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu mengantarkan ke neraka dan orang yang dusta maka akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang paling dusta” (Shahih Bukhari, hal: 65 juz: 4)
Hadist diatas menjelaskan keharusan berlaku jujur dan dampaknya yaitu kejujuran akan membawa seseorang untuk selalu berbuat baik dan sudah barang tentu kebaikan adaklah jalan untuk masuk surga. Dan menjelaskan keharusan untuk meninggalkan perbuatan dusta dan menelaskan pula dampaknya. Yaitu perbuatana dusta akan selalu membawa kejahatan dan kejahatan itu mengantarkan ke neraka.
Kejujuran dan kedustaan, kedua-duanya dapat diusahakan oleh seseorang. Bila seseorang selalu berbuat jujur dan berusaha untuk jujur maka akan dicatat disisi Allah sebagai orang yang paling jujur. Bila seseorang selalu berbuat dusta dan selalu berkeinginan untuk dusta maka akan dicatat oleh Allah sebagai pendusta (Drs. H. Moh. Matsna, MA.Qur’an Hadits. Hal:121).
Hadits itu juga mengisyaratkan betapa besar potensi sikap jujur dalam kehidupan manusia, baik dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dunia karena sikap jujur itu membawa kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga yang merupakan kesempurnaan Nikmat Allah (H.M. Ashaf Shaleh. Taqwa. Hal: 97)
Jujur dan menepati janji memiliki kesamaan dan perbedaan. Kesamaannya yaitu kalau orang suka menepati janji maka akan melahirkan kejujuran. Perbedaannya yaitu kalau orang selalu berprilaku jujur belum tentu bisa dikatakan orang yang menepati janji.
Allah berfirman:
ياأيهاالذين أمنوااتقوالله وكونوامع الصادقين.(التوبه:119)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah bersama-sama orang yang jujur” (At-Taubah:119)
Ayat ini menunjukkan bahwa sikap jujur merupakan sikap orang yang bertakwa.
Allah berfirman:
… والصادقين … (العمران:17)
Artinya: …Orang-orang yang benar …
Moh. Abduh menjelaskan maksud dari potongan ayat tersebut yaitu orang yang benar Perbuatan, Amal dan Sifatnya. Sifat benar itulah sebagai puncak kesempurnaan bagi segala sesuatu
Al-Nasaiburi menjelaskan dari potongan ayat tersebut orang-orang yang benar pekataannya, perbuatannya, dan niatnya (hatinya) dengan melaksanakan azam untuk berbuat baik (H.M.Ashaf Shaleh.Taqwa.hal:96)
B. MENEPATI JANJI
1. pengertian janji
Mohammad abduh, Janji adalah sesuatu yang harus ditepati oleh setiap orang terhadap yang lain, baik kepaada Allah, dan menyimak dan mentaati semua ajaran-ajarannya maupun kepada manusia. Janji itu wajib ditepati selama bukan maksiat.
Rasulullah bersabda:
اضمنوا لي ستا أضمن لكم الجنة اصدقوا اذاحدثتم وأوفو اذا وعدتم وادوا اذاؤتمنتم وحفظوا فروجكم وغضوا ابصاركم وكفوا ايديكم. (رواه أحمد)
Artinya:”Berjanjilah kepadaku bahwa kamu akan mengerjakan enam perkara ini niscaya kamu masuk surga. Berkata benar, tepatilah apabila berjanji, kerjakanlah apabila diamanati orang, jagalah kehormatan, tundukkanlah pandanganmu dan jangan suka memukul orang”. (Hentikan lancang tanganmu).(HR. Ahmad, 101 hadits.hal:24-25)
Menepati janji ialah condongnya hati pada kebenaran, sehingga berkata benar dan menepati janji, seseorang bisa dikatakan sudah menepati janji apabila berjanji orang tersebut selalu menepatinya, sekalipun dengan musuh atau anak kecil dan orang yang tidak menepati janji digolongkan orang-orang yang munafik.
sebagaimana hadits nabi:
حدثنا ابن سلام حدثنا اسماعيل بن جعفر عن ابي سهيل عن نافع بن مالك بن عامر عن ابيه عن ابي هريرة. أن رسول الله صلعم قال: أية المنا فقين ثلاث. اذاحدث كذب اذا وعد أخلف اذائتمن خان.(صحيح بخاري.صحيفه.65:4)
Artinya:”Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga macam. Apabila berkata ia dusta, Apabila berjanji ia ingkar, Apabila di percaya ia khianat”. (Shahih Bukhori. hal:65, juz:4)
Berkata benar, menepati janji dan apabila dipercaya tidak khianat adalah merupakan wasiat nabi Muhammad SAW. Sebagaimana sabda nabi:
قال معاذ. قال لي رسول الله صلعم. أوصيك بتقو الله وصدق الحديث وأداءالأمانة والوفاء بالعهد وبذل السلام وخفض الجناح.(احياء علوم الدين.صحيفه.133:3)
Artinya; Muadz berkata, Rasulullah bersabda kepadaku: “Saya berwasiat kepadamu supaya bertaqwa kepada Allah, jujur dalam bicara, melaksanakan (menjaga) amanah, menepati janji, memberi salam, dan merendahkan diri (tawadlu’). (Ihya’ Ulumuddin. juz:3. hal:135.)
Tidak ingkar janji itu akan melahirkan sikap jujur dan orang tersebut akan disenangi oleh semua orang bahkan Allah itu senang kepada orang tersebut. Sebagai umat islam seharusnya sikap jujur dan menepati janji diamalkan dalam perbuatan, tingkah laku, tatakrama, baik dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar